Beranda | Artikel
Kewajiban Mencintai Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam
Selasa, 30 Oktober 2018

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi

Kewajiban Mencintai Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh: Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi, Lc. dalam pembahasan Kitab Ahsanul Bayan min Mawaqifi Ahlil Iman karya Syaikh Abu Islam Shalih bin Thaha Abdul Wahid rahimahullah. Kajian ini disampaikan pada 6 Shafar 1440 H / 15 Oktober 2018 M.

Download juga kajian sebelumnya: Kisah Sahabat Yang Mencintai Karena Allah

Download kitab أحسن البيان من مواقف أهل الإيمان” versi PDF di sini

Kajian Tentang Kewajiban Mencintai Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam  – Kitab Ahsanul Bayan

Sebelum diutusnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, manusia dalam kesesatan yang nyata, dalam kegelapan, kekufuran, kesyirikan, kebodohan, kejahiliyahan dan kemaksiatan-kemaksiatan. Keadaan mereka seperti yang disifati oleh Allah subhanahu wa ta’ala:

هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولًا مِّنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا مِن قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُّبِينٍ ﴿٢﴾

Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,” (QS. Al-Jumu’ah[62]: 2)

Oleh karena itu dengan diutusnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membawa petunjuk dan membawa agama yang haq sebagai pemberi kabar gembira dan sebagai pemberi peringatan untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan, mengeluarkan manusia dari kekufuran menuju keimanan, dari kesyirikan kepada tauhid.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendatangi mereka dengan membawa cahaya dari Rabb mereka. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ ﴿١٢٨﴾

Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.” (QS. At-Taubah[9]: 128)

Allah subhanahu wa ta’ala juga berfirman:

يَا أَهْلَ الْكِتَابِ قَدْ جَاءَكُمْ رَسُولُنَا يُبَيِّنُ لَكُمْ كَثِيرًا مِّمَّا كُنتُمْ تُخْفُونَ مِنَ الْكِتَابِ وَيَعْفُو عَن كَثِيرٍ ۚ قَدْ جَاءَكُم مِّنَ اللَّـهِ نُورٌ وَكِتَابٌ مُّبِينٌ ﴿١٥﴾ يَهْدِي بِهِ اللَّـهُ مَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَهُ سُبُلَ السَّلَامِ وَيُخْرِجُهُم مِّنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِهِ وَيَهْدِيهِمْ إِلَىٰ صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ ﴿١٦﴾

Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al Kitab yang kamu sembunyi kan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan Kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.” (QS. Al-Maidah[5]: 15-16)

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا ﴿٤٥﴾ وَدَاعِيًا إِلَى اللَّـهِ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُّنِيرًا ﴿٤٦﴾

Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa kabar gemgira dan pemberi peringatan, dan untuk jadi penyeru kepada Agama Allah dengan izin-Nya dan untuk jadi cahaya yang menerangi.” (QS. Al-Ahzab[33]: 46)

Ini adalah sifat dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan cahaya yang agung ini, mengajak manusia kepada kalimat لاإله إلاالله (laa ilaa ha illallah), agar beribadah kepada Allah semata, memberikan peringatan kepada mereka dari kesyirikan, kemudian membimbing mereka kesurga yang luasnya seluas langit dan bumi.

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menyampaikan risalah dan telah menunaikan amanah. Beliau juga telah betul-betul menasihati umat. Beliau telah menyingkap tabir, telah berjihad dijalan Allah sampai datang kepada beliau kematian. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam telah meninggalkan kita dalam sesuatu yang jelas. Malamnya bagaikan siangnya, tidak ada yang menyimpang darinya melainkan akan binasa.

Oleh karena itu Allah memberikan karunia besar kepada kaum mukminin dengan nikmat yang agung ini. Yaitu diutusnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

لَقَدْ مَنَّ اللَّـهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولًا مِّنْ أَنفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا مِن قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُّبِينٍ ﴿١٦٤﴾

Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (QS. Ali-Imran[3]: 164)

Oleh karena itu wajib bagi setiap muslim yang ridho Allah sebagai Rabbnya dan Islam sebagai agamanya, untuk memperhatikan beberapa perkara berikut ini:

Pertama, wajib mencintai Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih dari dirinya sendiri, lebih dari anaknya, lebih dari orang tuanya, lebih dari seluruh manusia. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُوْنَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعيْنَ

Tidaklah sempurna imannya salah seorang di antara kalian hingga aku lebih dicintai melebihi kecintaannya kepada orang tuanya, anaknya, dan seluruh manusia” (HR. Bukhari dan Muslim)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih utama bagi kaum mukminin dari diri mereka sendiri. Hal ini karena kita mengajak kepada syahwat, kelezatan, kesesatan dan api neraka. Sedangkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajak kita kepada hal yang mendatangkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Ketahuilah bahwa Allah mengancam dan mengatakan fasik bagi orang yang mengatakan mencintai bapak-bapak mereka, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, keluarga, harta, tempat tinggal, lebih dari pada mencintai Allah dan RasulNya dan berjihad di jalanNya. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

قُلْ إِن كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُم مِّنَ اللَّـهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّىٰ يَأْتِيَ اللَّـهُ بِأَمْرِهِ ۗ وَاللَّـهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ ﴿٢٤﴾

Katakanlah: “jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya”. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.“(QS. At-Taubah[9]: 24)

Simak Penjelasan Lengkap dan Download Kajian Tentang Kewajiban Mencintai Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam  – Kitab Ahsanul Bayan


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/45037-kewajiban-mencintai-rasulullah-shallallahu-alaihi-wa-sallam/